jump to navigation

Orang Besar July 20, 2009

Posted by Didi Keitha in Life, Mimi's Site.
add a comment

Orang besar bukanlah orang yang otaknya sempurna, melainkan orang yang dapat mengambil sebaik-baiknya dari dalam otak yang tak sempurna.

Keberanian yang sebenarnya itu bagaikan layang-layang, sentakan angin bukannya melemparkan ia ke bawah, justru sebaliknya menaikkan.

Orang besar biasanya aneh, berani tampil berbeda dengan pendapat umum, karena banyak pendapat umum yang sebenarnya seperti pelacur : mencoba menyenangkan orang tanpa menghormatinya.

Caci maki seorang penjahat adalah kehormatan bagi seorang yang jujur dan berani. Ujian besar bagi keberanian di atas bumi in iadalah menanggung kekalahan tanpa kehilangan hati.

Ciri khas orang yang sedikit sekali pengetahuannya adalah selalu berusaha membangun kesan bahwa pengetahuan mereka banyak.

Orang besar tidak takut kehilangan miliknya, karena harta dan miliknya tak begitu penting, kehilangan kehormatan lebih parah, namun lebih celaka lagi bila kehilangan keberanian.

Peran Pria July 20, 2009

Posted by Didi Keitha in Life, Mimi's Site.
add a comment

Pria?

Peran pria sangat menonjol dalam kehidupan, karena peranannya hampir sama pada semua sendi kehidupan dalam masyarakat.
Tidak jarang kejahatan di luar batas perikemanusiaan dilakukan oleh pria, namun banyak kita jumpai dengan tulus mengabdikan hidupnya untuk kesejahteraan umat dan sesama.

Memang masyarakat memerlukan peran pria yang dapat dengan manis sebagai kepala keluarga, pengayom masyarakat, dan berani menjunjung tinggi nilai keadilan.

Oleh karena itu, masyarakat membutuhkan pria

– yang kata-katanya dapat dipercaya;
– yang memiliki pendirian dan kemauan;
– yang tidak takut mengambil resiko;
– yang tidak dapat dibeli;
– yang tidak akan kehilangan kepribadiannya di tengah-tengah orang banyak;
– yang berani berkata apa adanya;
– yang tidak suka ikut-ikutan, meski banyak orang melakukannya;
– yang berani mengatakan tidak;
– yang tidak malu atau takut mempertahankan kebenaran meskipun hal ini tidak lazim;
– yang menghadapi manusia seperti apa adanya;
– dll…

Memang sulit kalau kita merenungkan kata-kata itu,
namun ada sebuah nasihat orang bijak tidak menasehatkan suatu kebaikan?
Ini terpulang kepada suara hati kita dan terserah bagaimana kemerdekaan yang dianugerahkan-Nya kita pergunakan.

Dicintai Tuk Disakiti – Ari July 20, 2009

Posted by Didi Keitha in Mimi's Site, Songs.
add a comment

Dicintai Tuk Disakiti by Ari

hanya air mata
dan sesal kurasa
di depanku kau bercinta
kau ingkari janjimu
tuk setia bersamaku
kini kau bunuh hatiku

ku tak ingin dengar ratapanmu
dan ku tak kan lagi menyentuhmu
pergi dan jangan kembali
ku ingin sendiri

perjalanan panjang cinta kita
sekejap kau hancurkan slamanya
inikah takdir untukku
dicintai tuk disakiti

ku tahu kau masih sayang
dan menyesali sgalanya
ooh sayang maaf ku tak bisa

jangan kembali
ku ingin sendiri

Lidah July 20, 2009

Posted by Didi Keitha in Life, Mimi's Site.
add a comment

Lidah ular berbisa,

tapi, perkataan kadang lebih berbisa daripadanya.

Lidah, kecil bentuknya,

tapi besar bahayanya.

Banyak nestapa akibat lidah yang berbisa.

Goyangnya lidah susah dijaga dan diatur.

Leher manusia dapat dipotong karena :

ujung lidah, ujung pena, dan ujung bayonet.

Pena lebih tajam dari bayonet dan lidah lebih tajam dari keduanya.

Ada orang hidup yang sudah mati.

Ada pula orang mati yang masih hidup… karena lidahnya.

Lidah tak bertulang,

tapi kekuatannya melebihi sepuluh tenaga kuda,

bagi air yang selalu menitik,

dapat menembus batu bagaimanapun kerasnya.

Besi besar pun dapat diasah menjadi jarum karena lidah.

Akal itu menteri yang menasehati.

Hati itu raja yang menentukan.

Harta itu seorang tamu yang akan berangkat,

Kesenangan itu satu masa yang akan ditinggalkan,

….. semuanya dapat salah akibat goyangan lidah yang tak terarah.

Celakanya lidah tak dapat diikat

meskipun di dalam mulut kita.