jump to navigation

Seperti Tiupan Angin July 22, 2009

Posted by Didi Keitha in Love, Mimi's Site.
Tags:
add a comment

Angin,
sesuatu hal yang abstrak,
tapi ketika dia sudah bertindak kasar,
jangankan segundukan gunung pasir yang tinggi,
bahkan gedung angkuh dan menara pencakar langit bisa luluh lantak tanpa sisa….

Demikian pula cinta,
ia ditakdirkan sebagai satu benda tanpa bentuk,
nama untuk beragam perasaan,
judul untuk semua gemuruh hati,
muara dari berjuta makna,
wakil dari harapan tak terkira, kekuatan tak terartikan.. …

Kisah itu pun bermuara pada jatuh cinta,
suatu peristiwa paling penting dalam sejarah kepribadian manusia
sepanjang masa.

Cinta,
mampu mengubah seorang pengecut jadi pemberani,
yang pelit jadi dermawan,
yang malas jadi rajin,
yang pesimis jadi optimis,
yang kasar jadi lembut,
yang lemah jadi kuat.

Cinta merajut emosi manusia,
begitu agung bahkan rumit sekaligus.

Maka syair Rabiah al adawiyah, Rumi, Iqbal Tagore,
Kahlil Gibran, sampai legenda Romeo dan Juliet,
Siti Nurbaya, Cinderella menjadi begitu abadi,
tersimpan di dalam lembar sejarah hidup manusia.

Bahkan penderitaan akibat kekecewaan
kadang terasa manis karena cinta yang melatarinya
…. seperti Gibran yang kadang terasa menikmati Sayap-sayapnya yang Patah….
Cinta membuat manusia jadi manusia,
dan memperlakukan manusia
ditempat kemanusiaan yang tinggi….

Kalau cinta kita kepada Allah
membuat kita mampu memenangkan Allah dalam segala hal, maka cinta kepada
manusia, hewan, tumbuhan atau apa saja, mendorong kita mempersembahkan semua
kebaikan yang diperlukan untuk yang kita cintai. Dengan kata lain, cinta suci
harus mampu membawa sesuatu yang dicintai pada kebaikan, pada hakikat cinta
sejati, pada cinta Allah yang abadi. Jatuh cinta membuat manusia merendah, tapi
sekaligus bertekad penuh untuk menjadi lebih terhormat… .

“Kamu takkan pernah sanggup mendaki sampai ke puncak gunung iman,
kecuali dengan satu kata: cinta.
Imanmu hanyalah kumpulan keyakinan semu dan beku, tanpa nyawa,
tanpa gerak, tanpa daya hidup, tanpa daya cipta.
Kecuali ketika ruh cinta menyentuhnya.
Seketika ia hidup, bergeliat, bergerak tanpa henti, penuh vitalitas,
penuh daya cipta, bertarung dan mengalahkan diri sendiri,
angkara murka dan syahwat.”

Seperti itu pulalah cinta bekerja
ketika harus memenangkan Allah atas dirisendiri dan yang lain,
atau memenangkan iman atas syahwat.
Allah memberikan kesempatan pada kita untuk menghirup dunia ini,
itu atascinta Allah pada kita.
Allah telah menciptakan kita begitu sempurna,
memberikan kita raga begitu rupa,
memberikan kita waktu begitu raya,
memberikan semuanya begitu berharga.
Allah pulalah yang selalu di sisi kita, melihat kita, mendengar kita,
membimbing kita menuntun kita walau kita kadang luput untuk mengingat-Nya.

Allah pulalah yang selalu hadir dalam kesendirian kita,
di saat kita tersudut dalam keperihan,
di saat kita terpuruk dalam kedukaan,
di saat semua lupa pada kita.

Allah pulalah satu-satunya yang tak pernah mengecewakan kita
atas sesuatu hal yang kita harap.
Allah-lah satu satunya yang Maha Pemberi terbaik bagi hamba-hambanya.
Begitu besarnya cinta Allah kepada kita, tak tertandingi seluas langit dan bumi pun.

Apakah kita, manusia, masih mampu menggantikan cinta-Nya dengan
seorang hamba manapun yang lemah dan papa…..?

Not Only A Blind Love July 22, 2009

Posted by Didi Keitha in Love, Mimi's Site.
Tags:
add a comment

Aku memutuskan untuk memilih,
Bukanlah tanpa alasan…
Bukan fikiran, bukan kepala,
Bahkan bukan jariku yang menunjuk
Selalu menuju ke satu arah : kamu.

Dari semua masa-ku dulu,
Seperti ku telah pernah mengenal kamu
Entah kapan, entah dimana…
Atau mungkin jiwa ini
Yang sejak dulu tak berhenti mencintaimu…

Setiap jengkal langkah kaki,
Setiap hirup dan hela nafas hidupku
Tak sekejap-pun meninggalkanmu
Bahkan enggan melupakanmu
Ku bawa serta dirimu
Di setiap detik hari-hari ku
Jauh di kedalaman hatiku…

Yakin dan percayalah…
Ini bukan kebuta-an dari cinta
Karena bertahun-tahun bukan waktu yang singkat
Untuk menyadari, merasa, mencinta…
Bukan sekedar cinta terpendam,
Bukan sekedar emosi sesaat…
Karena cinta ini bukan tak ber-alasan
Bukan cinta biasa…

Aku membutuhkan mu…
Karena ke utuh-an pribadimu
Aku menyayangi mu…
Karena dapat kurasakan kebaikan hatimu
Aku mengasihi mu…
Karena kau adalah belahan jiwaku,
Bagian penting dalam hidupku.

Aku mencintaimu…
Dengan segala rasa percayaku padamu
Dan karena keyakinanku,
Bahwa tak ada yang dapat lebih mencintaimu,
Menandingi semua rasa dan ke-utuhanku untuk mengasihimi…
Semampuku… seikhlasku…
Walaupun terhalang situasi
Meskipun terbatas kondisi

Rasakanlah tiap detak jantungku,
Resapilah setiap tetes air mataku,
Pandanglah aku dengan kedua matamu
Sayangi aku dengan keikhlasan-mu
Bawalah aku di setiap relung hatimu…
Kamu boleh cari dan buktikan…
Sayang dan cintaku tak lekang oleh waktu

Jadi Milikku Selamanya July 22, 2009

Posted by Didi Keitha in Love, Mimi's Site.
Tags:
add a comment

Ketika hari turun senja….rembulan pun menampakan wujudnya
menggantikan sang surya yang kembali ke peraduan
aku terpana…. serasa tak percaya akan penglihatanku
saat dirimu hadir di depanku….dengan gayamu yang khas

Pertama kali aku mengenalmu.. ..
kau nyalakan api cintaku kembali yang sempat padam
Mulai tumbuh nyala api kecil dalam hatiku
Nyala api indah yang menerangi tiap langkahku

Seakan tak percaya,…yang menyalakannya adalah kau
Kau….Seorang yang teramat baik untukku
Cinta yang kau berikan begitu tulus selalu menyemangatiku
Cinta itu selalu menyejukkanku memberiku kedamaian

Kini kau ada di hadapanku… .dengan pesona baru
lalu kita telusuri malam penuh warna di iringi senyum rembulan
bintangpun turut berdendang riang dengan kerlipannya yang nakal
seakan mereka bahagia melihat kita saling bergandeng mesra

Kau tuntun kepincangan arahku..
kau yang menyangga tertatihnya langkahku
kau menyusun hari-hariku penuh warna
kau pula yang menegarkan hasratku tuk meraih cintaku kembali

Ku salutkan ketegaran yang kau ajarkan padaku
jagalah ak semampumu… sekali kau genggam tanganku
jangan pernah kau lepaskan lagi, karena ku ingin…..
bukan hanya di malam ini saja…cintaku kali ini kan berakhir dengan indah

Jika… July 22, 2009

Posted by Didi Keitha in Life, Mimi's Site.
add a comment

Jika aku punya 24 jam sehari untuk merenung
Rasanya aku tak akan merenungkan apa-apa
Jika aku punya 24 jam sehari untuk melakukan yang terbaik dlm hidup
Rasanya aku tak akan memutuskan apa yang terbaik

Jika aku punya kuasa
Rasanya aku tak paham untuk apa kekuasaan itu
Jika aku bisa memilih jalan hidup
Rasanya tak ingin aku berpaling dari jalan ini

Maka aku tak hendak menjadi jika
Maka aku tak hendak menjadi manusia andaikan
Maka aku tak hendal menjadi manusia walaupun
Maka aku tak hendak menjadi manusia di awan

Hanya Rindu Seorang Manusia July 22, 2009

Posted by Didi Keitha in God, Mimi's Site.
Tags:
add a comment

Aku hanya membayangkan saja…
Ketika pertama kali mataku menatap fananya dunia…
Cahaya yang berkilau segera mengganti kegelapan 9 bulan lebih dalam rahim ibu
Aku menangis…mungkin tangisan bahagia pertamaku
Menatap senyum-senyum suka cita menyambut kehadiranku…

Begitu hangatnya dunia ini, sehangat pelukan ibu berlinang air mata
Terharu melihat buah cinta kasih yang berwujud telah lahir
Begitu teduh melihat warna-warni sujud syukur yang terucap
Dari tangan-tangan yang menghadap langit
Oh sejuknya belaian tangan seorang ayah menimang tidurku

Menghirup nafas kehidupan dan begitu lengkapnya alam
Sedikit demi sedikit membuka mata dan telingaku
Di dalam dadapun mulai bertanya… dapatkah aku hidup bahagia?
Hingga tanyaku berhenti pada waktu dan jarak langit yang begitu jauh
Hanya aku jalani saja kemana langkah dan suara hati ini membawa

Lalu bisikkan tentang Sang Pencipta itu kian sering mengalir dalam benakku
Begitu perkasakah Dia hingga salah dan benar menjadi milikNya?
Hingga pagi sampai malam hari hanya berpulang kepada-Nya?
Mengapa mentari, rembulan dan bintang tak bosan menyampaikan cahaya-Nya?
Begitu agungkah Dia?

Dalam sekejap kebahagian pun dapat berubah menjadi kesedihan
Apa yang terbaik bagi jiwa seringkali berbeda dengan maksud terbaik-Nya
Aku berteriak… memohon sambil menatap rasa sabarku yang kian terkulai lemas
Apakah benar dunia ini hanya panggung sandiwara ciptaan-Mu?
Apakah engkau telah menentukan jalan cerita dunia?

Semakin aku bertanya semakin erat Dia memelukku
Membisikkan bahwa kehadiran Nya bukanlah tujuan sesungguhnya
Tapi di makna dan nilai persiapan untuk dapat bertemu pada-Nya
Aku percaya… dan perlahan akhirnya melihat hadirMu di seluruh nadi kehidupanku
Tapi… layakkah tubuh dan jiwa ini yang tak lagi terawat kembali pada-Mu?

Tapi kuyakinkan terus kusebut nama-Mu disetiap langkah dan awal hariku
Agar Ka uterus bersama dan tak meninggalkan doa-doaku
Sapalah hatiku, temuilah hari-hari sepiku yang selalu merindukan-Mu…
Tuhan…